Kisah Asal Usul Perayaan Imlek

- Jumat, 20 Januari 2023 | 22:36 WIB
Masyarakat Tanjungpinang saat berkunjung ke Pasar Imlek di Jln Merdeka, Jumat (20/01/2023) (Indrapriyadi )
Masyarakat Tanjungpinang saat berkunjung ke Pasar Imlek di Jln Merdeka, Jumat (20/01/2023) (Indrapriyadi )

HARIANMEMOKEPRI.COM -- Dalam beberapa hari kedepan warga Tionghoa akan merayakan tahun baru Imlek. Pesta Imlek sendiri jatuh pada tanggal 21 Januari setiap tahunnya, Jumat (20/01/2023).

Untuk merayakan perayaan Imlek, seluruh kegiatan dilakukan salah satunya yakni bazar Imlek dihiasi pernak-pernik khas Imlek dan pada bazar Imlek dipenuhi kuliner malam hari, souvenir dan sebagainya.

Namun asal usul Imlek menurut penjelasan dari channel YouTube/Smart One mengisahkan seekor binatang bernama Nian yang gemar makan berbagai hal baik yang beterbangan maupun yang ada di tanah.

Baca Juga: DPR RI Sedang Menelaah Terbitnya Perppu Ciptaker

Setiap harinya selera makan binatang ini selalu silih berganti, namun manusia jaman dulu ketakutan kapan Nian memakan manusia. Hasil perhitungan itu 365 hari Nian makan manusia pada malam hari dan kembali pada pagi hari saat ayam berkokok hari tersebut bernama Guan Sha yang artinya gerbang kesialan atau dalam istilah ujian hambatan.

Masyarakat pada saat itu mencari cara agar bisa lolos. Kemudian masyarakat memasak lebih siang dari sebelumnya semua binatang peliharaan di ikat dan pintu, jendela rumah tertutup rapat, membersihkan, mematikan kompor hingga lampu penerangan.

Pada saat itu api kompor menyala selama setahun dan hanya dimatikan pada acara tertentu saja, semua melakukan sembahyang untuk lolos dari Nian dengan jantung berdebar debar, kondisi ini dilakukan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Direktur Perawatan Kesehatan Rehabilitasi Kunjungi Lapas IIA Batam

Pada suatu masa Nian mengobrak abrik satu kampung seluruh penduduk dilahap oleh Nian,tapi ada satu rumah yang luput dari Nian karena di pintu rumahnya di gantung kain merah sementara penghuninya merupakan pengantin baru dengan berbusana merah bersama beberapa anak kecil sedang bermain api menggunakan bambu.

Nian ternyata takut pada kain merah suara bambu yang meledak terbakar bersama percikan api yang keluar. Seiring waktu masyarakat tidak takut dengan Nian tetapi tradisi masak hingga begadang untuk bisa luput dari Nian masih ada hingga saat ini.

Editor: Indra Priyadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X