HARIANMEMOKEPRI.COM -- Melaut di perairan Lingga dengan menggunakan perahu sampan memiliki sensasi yang luar biasa.
Bagi Warga Lingga khususnya yang tinggal di wilayah pesisir, melaut di perairan Lingga dengan menggunakan perahu sampan merupakan hal yang sudah biasa.
Meski perahu ini mempunyai ukuran yang lebih kecil dibanding pompong atau boat, namun kebanyakan para nelayan saat melaut di perairan Lingga tidak merasa takut untuk menghadapi ombak dan angin kencang di tengah lautan.
Baca Juga: Warga Lingga Masih Ada Gunakan Kayu Bakar, Rupanya Ada Pesan dari Orang Tua Zaman Dahulu, Apa Itu?
Berbagai cara pun dilakukan ketika harus berhadapan dengan badai besar, seperti berlabuh disalah satu pulau terdekat, atau memilih naik ke pantai untuk melindungi diri dan semua peralatan yang dibawa.
Bahkan, karena terlalu sering berhadapan dengan cuaca buruk, kebanyakan para nelayan sampai bisa memprediksi apakah awan yang sudah mulai gelap akan terjadi hujan atau tidak, tanpa menggunakan alat canggih.
Tentunya bagi para orang tua yang pekerjaannya sebagai pelaut, hal seperti ini tidak mengherankan lagi, mereka bahkan dulunya berani menempuh perjalanan hingga ke negara seperti Singapura atau Malaysia, hanya dengan menggunakan perahu sampan.
Baca Juga: Budidaya Cabe Rawit di Kota Batam, Panen 60 Hari Sekali dengan Hasil Melimpah, Ini Cara Tanamnya
Menghandalkan satu buah layar yang terbuat dari kayu dan kain terpal, sebuah perahu sampan tanpa muatan, dapat melaju dengan kecepatan hingga 4 mil/jam.
Sedangkan jika hanya dengan menggunakan dayung yang dipasang di kedua sisinya, perahu sampan ini dapat melaju dengan kecepatan hingga 2,5 mil/jam.
Namun jika menggunakan dayung, tentunya tenaga yang dikeluarkan pun cukup ekstra. Hal Itu jugalah yang menjadi salah satu alasan, mengapa orang yang tinggal di wilayah kepulauan mempunyai tubuh yang kekar dan berotot.
Selain harga belinya yang cukup murah, perahu sampan juga merupakan alat transportasi yang irit, karena pemakainya tidak perlu merogoh saku untuk membeli bahan bakar minyak seperti alat transportasi bermesin pada umumnya.
Artikel Terkait
Ketua DPRD Lingga Meminta Fasilitas Kesehatan Jangan Sampai Kosong Petugas Maupun Obat-obatan
Doa Tolak Bala Menjadi Tradisi Tahunan Bagi Warga Desa Pondok Kopi Bengkulu
Pulau Penyengat di Desain Khusus Menjadi Pulau Zero Carbon Dengan Kendaraan Listrik
Warga Lingga Masih Ada Gunakan Kayu Bakar, Rupanya Ada Pesan dari Orang Tua Zaman Dahulu, Apa Itu?
Dua Orang Pengiriman PMI Secara Ilegal di amankan Pihak Berwajib