Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut.
Menurut pemahaman penduduk Sumatra Barat, gerakan tari piring melambangkan kerja sama ketika warganya berada di sawah.
Tarian Piring ini diiringi lagu yang dimainkan dengan talempong dan saluang, yang dimana gerakannya dilakukan dengan cepat sambil memegang piring di telapak tangan mereka.
Baca Juga: Sosialisasi P4GN, Kadisbudpar Kota Tanjungpinang Minta Jajarannya Jauhi Narkoba
Kadangkala piring-piring tersebut mereka lempar ke udara atau mereka menghempaskannya ke tanah dan diinjak oleh para penari tersebut dengan kaki telanjang.
Kesenian Tari Piring ini dilakukan secara berpasangan maupun secara berkelompok dengan beragam gerakan yang dilakukan dengan cepat, dinamis serta diselingi bunyi piring yang berdentik yang dibawa oleh para penari tersebut.
Musik Tari Piring dibunyikan oleh gemerincing dua cincin di kedua tangan penari, berikut iringan meriah dari talempong dan saluang. Umumnya personel penari piring berjumlah ganjil dan terdiri dari tiga sampai tujuh orang
Sesungguhnya filosofi Tari Piring hanyalah simbol dari kegembiraan para petani disaat panen, yang kemudian mereka bergembira ria dan gerakan gerakan dinamis. Piring adalah wadahnya yang didalamnya terhidang aneka macam masakan. Wadah piring juga ada gambaran dari keaneka ragaman masakan khas Minangkabau.***