Bolehkah Tidur Saat Puasa Dikatakan Ibadah, Apa Hadistnya ? Berikut Penjelasan Lengkapnya

- Minggu, 19 Maret 2023 | 20:36 WIB
ilustrasi tidurnya orang berpuasa  (islam.nu.or.id)
ilustrasi tidurnya orang berpuasa (islam.nu.or.id)

HARIANMEMOKEPRI.COM -- Dalam bulan suci Ramadhan 1444 H, umat islam diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh dengan tujuan untuk beribadah kepada allah SWT.

Namun seringkali kita mendengar bahwa tidurnya orang puasa adalah ibadah, akan tetapi pemikiran seperti itu tidaklah benar sebagaimana salah satu yang populer setiap Ramadhan tiba adalah hadist tentang keutamaan orang berpuasa bahkan tidurnya dianggap ibadah.
Berikut hadits yang menjelaskan tentang hal ini:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).

Baca Juga: Garda Bangsa Kepulauan Riau Lakukan Fogging Untuk Cegah Penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD)

Hadits ini seringkali dipolitisasi oleh sebagian masyarakat sebagai pembenaran bersikap malas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan.

Padahal pemikiran demikian tidaklah benar, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari. Imam al-Ghazali menjelaskan:

بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه

“Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hal. 246)

Baca Juga: Kebersamaan Ustadz Abdul Somad dan Pemuda Bintan Dalam Subuh Akbar di Masjid Baitul Makmur

Lantas bagaimana sebenarnya maksud dari tidurnya orang puasa adalah ibadah? Apakah terdapat ketentuan khusus untuk menggapai fadhilah ini?

Tidur memang bisa berkonotasi negatif sebab identik dengan bermalas-malasan. Namun di sisi lain, tidur juga dapat bernilai positif jika digunakan untuk mempersiapkan hal-hal yang bernuansa ibadah, seperti untuk mempersiapkan fisik dalam menjalankan ibadah. Hal ini seperti keterangan dalam kitab Ittihaf sadat al-Muttaqien:

نوم الصائم عبادة ونفسه تسبيح وصمته حكمة، هذا مع كون النوم عين الغفلة ولكن كل ما يستعان به على العبادة يكون عبادة

tidurnya orang puasa adalah ibadah, napasnya adalah tasbih, dan diamnya adalah hikmah. Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun tidur merupakan inti dari kelupaan, namun setiap hal yang dapat membantu seseorang melaksanakan ibadah maka juga termasuk sebagai ibadah” (Syekh Murtadla az-Zabidi, Ittihaf Sadat al-Muttaqin, juz 5, hal. 574).

Halaman:

Editor: Indra Priyadi

Sumber: islam.nu.or.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X