HARIANMEMOKEPRI.COM -- DN Aidit adalah adalah seorang pemimpin senior Partai Komunis Indonesia (PKI). Lahir dengan nama Achmad Aidit di Pulau Belitung, ia akrab dipanggil "Amat" oleh orang-orang yang akrab dengannya. Aidit mendapat pendidikan dalam sistem kolonial Belanda.
DN Aidit merupakan salah satu pimpinan senior di tubuh Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI perlahan bangkit usai kegagalan pemberontakan Madiun 1948. Kebangkitan PKI tak lepas dari peran DN Aidit.
Pada tahun 1960-an, PKI di bawah kepemimpinan DN Aidit menjelma sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia. PKI disulapnya menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC).
DN Aidit lahir pada 30 Juli 1932 dan tumbuh besar di Medan. Nama aslinya konon bukanlah DN Aidit, melainkan Achmad. Ia mengganti nama jadi Dipa Nusantara Aidit karena mengidolakan pangeran Diponegoro.
Pada prosesnya, karir politik DN Aidit perlahan melejit. Ia menjabat sebagai Ketua Komite Sentral (CC) PKI. Dirinya mengubah haluan PKI dari Uni Soviet ke RRC. Untuk makin memperkuat posisi PKI, ia menyiasati strategi dengan menempatkan penyusup ke dalam tubuh partai kompetitor saat itu.
DN Aidit diketahui dekat dengan Soekarno. Ia berhasil membujuk Soekarno agar memberikan jatah bagi orang-orang PKI di pemerintahan.
Rival paling kuat bagi PKI saat itu ialah Angkatan Darat. PKI punya cita-cita supaya para buruh dan petani dipersenjatai dengan bantuan senjata dari RRC. Aidit menyebut kelompok ini sebagai angkatan kelima.
TNI AD tidak sepaham dengan gagasan itu dan paling bersemangat menolak usul PKI. Selisih paham dan ideologi antara mereka membuat hubungan dua kelompok itu tidak akrab.
Pada 1965 di bulan September, tanggal 30, terjadi peristiwa berdarah dengan korban dari kalangan TNI AD. Tujuh jenderal dibunuh yang diawali dengan peristiwa penculikan.
Baca Juga: Apa Itu Joget Pargoy Yang Ada Di Tiktok, Bagaimana Awal Mulanya ? Berikut Penjelasannya
Situasi saat itu mencekam, orang-orang saling tuduh. AD menuduh PKI dalang dibalik pembunuhan. Sementara PKI mengatakan tragedi itu imbas konflik internal di TNI AD.
Opini masyarakat menyebut jika dalang peristiwa G30SPKI ialah PKI yang menyebabkan posisi partai itu tersudut. Maka pemimpin PKI itu melarikan diri dari Jakarta, menuju ke Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Karir politik DN Aidit tamat setelah peristiwa G30SPKI. Memang masih menjadi konroversi mengenai keterlibatannya secara langsung.
Artikel Terkait
Film Buya Hamka akan Rilis April 2023 setelah ditunda Dua Tahun Berikut Ini Sinopsis dan Daftar Pemainnya
Nagita Slavina Liburan ke Jepang Ajak Influencer Indonesia, Raffi Ahmad Nyusul DIhari Selanjutnya Cek Infonya
Fungsi Standar Samping Pada Sepeda Motor Sekarang Udah Canggih, Berikut Penjelasannya
Kisah Mistis Nyata Keluarga Tak Kasat Mata yang Miliki Pesan Terselubung Simak Kisah Selengkapnya