Opini

Dilema Bagi Seorang Perantauan Anak Kost Saat Bulan Suci Ramadhan Tiba, Jauh Dari Keluarga

27
×

Dilema Bagi Seorang Perantauan Anak Kost Saat Bulan Suci Ramadhan Tiba, Jauh Dari Keluarga

Sebarkan artikel ini
Aisyah Abdiriana Mahasiswi Program Studi Sosiologi STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang

HARIANMEMOKEPRI.COM — Bulan Suci Ramadhan menjadi waktu yang dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Bulan penuh berkah ini terasa lengkap dengan berkumpul bersama keluarga dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan.

Namun, tidak semua orang bisa menikmati Bulan Suci Ramadhan dengan keluarga. bagi anak perantau yang jauh dari keluarga akan terasa sedih dengan menyambut Bulan Suci Ramadhan tanpa keluarga.

Bagi anak perantauan yang ngekos, baik itu yang berkerja ataupun yang menempuh dunia pendidikan yang jauh dari kampung halaman terasa sepi dan canggung menghadapi bulan penuh berkah ini seorang diri.

Baca Juga: Pertemuan Bersama Dirjen Dikdasmen Kemendikbudristek RI, Ansar Ahmad Bahas Penguatan Kurikulum Merdeka Belajar

Meskipun begitu, mereka tetap semangat dalam menjalankan ibadah puasa dan menunaikan shalat tarawih di tengah keinginan untuk melewati Ramadhan bersama keluarga.

Bagi beberapa anak kost bulan puasa Ramadhan terasa tak ada bedanya dengan hari biasa. Selain rutinitas yang sama saja, agenda makan dua hari sekali juga tak lepas dari kebiasaan anak kost.

Jauh dari orang tua membuat anak kost sering tidak teratur makan. Ini yang membuat kebanyakan merasa bahwa saat puasa suasananya tak terlalu berbeda bahkan sama saja.

Sebagaimana diketahui Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan 1 Ramadan 1444 H atau awal puasa Ramadhan 2023 jatuh pada Kamis (23/2023) beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Wakil Presiden Ma’ruf Amin Tekankan Dua Hal Untuk Kemajuan Umat Yakni Dakwah dan Ekonomi

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, penetapan awal Ramadhan 2023 ini telah ditetapkan secara bersama dalam Sidang Isbat.

“Kita bersepakat secara mufakat, bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023 Masehi,” ujar Yaqut dalam jumpa pers di Kemenag, Jakarta Pusat, Rabu (22/2023).

Dilansir dari laman Kemenag, Bulan Suci Ramadhan adalah bulan yang suci dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat berbagai keutamaan. Orang yang berhak mendapatkan keutamaan Bulan Suci Ramadhan adalah orang-orang beriman.

Seperti yang terkandung dalam surat Al-Baqarah ayat 183, bahwa yang dipanggil untuk melaksanakan ibadah puasa adalah orang yang beriman.

Baca Juga: PSSI Diberikan Kartu Kuning Dari FIFA, Indonesia Bisa Berlaga di SEA Games Kamboja Mendatang

Penekanannya bukan orang Islam ataupun manusianya, tetapi yang beriman. Karena itu tidak heran ketika Ramadhan datang, tidak semua orang berpuasa tanpa alasan yang dibolehkan. Sebab, tingkat keimanan setiap orang berbeda-beda.

Keutamaan Bulan Suci Ramadhan juga telah disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya, pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka,

Pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat, juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa.” (HR Ahmad dan An-Nasa’i).

Baca Juga: Diskusi Publik Perang Semesta Penempatan Ilegal PMI, Mahfud MD Tegaskan Silahkan Bangun Gerakan Semesta

Sedangkan dari Ubadah bin AshShamit, Nabi Muhammad SAW bersabda

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan. Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa.

Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakan mu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (HR Ath Thabrani).

Baca Juga: BP2MI Gaungkan Perang Semesta Dalam Melawan Sindikat Penempatan Ilegal Pekerja Migran Indonesia (PMI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *