BMKG Ingatkan Pemda Agar Waspada dan Siap Siaga Hadapi Karhutla

- Jumat, 27 Januari 2023 | 21:38 WIB
Kebakaran hutan yang terjadi di Kota Tanjungpinang beberapa waktu lalu, Jumat (27/01/2023) (Indrapriyadi )
Kebakaran hutan yang terjadi di Kota Tanjungpinang beberapa waktu lalu, Jumat (27/01/2023) (Indrapriyadi )

HARIANMEMOKEPRI.COM -- BMKG ( Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ) mengingatkan pemerintah daerah untuk waspada dan siap-siaga menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Jumat (27/01/2023).

BMKG memperkirakan potensi ancaman karhutla semakin tinggi memasuki musim kemarau yang diprakirakan akan dimulai pada April - Mei mendatang. Terutama daerah-daerah yang yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut.

BMKG memprediksi terdapat potensi terjadinya penurunan curah hujan setelah 3 tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina dan kondisi curah hujan diatas normal. Sehingga dikhawatirkan dapat terjadi peningkatan potensi Karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019.

Baca Juga: Ketua DPRD Batam Nuryanto Menghargai Proses Hukum Terhadap Salah Seorang Anggotanya

Hal ini di sampaikan Kepala BMKG pusat Dwikorita Karnawati mengatakan sesuai dengan prediksi yang pernah disampaikan BMKG pada Bulan Oktober tahun 2022 lalu dimana diprediksikan kondisi La Nina akan makin melemah dan transisi menuju kondisi netral.

"Pemerintah Daerah harus bersiap, masyarakat pun perlu diedukasi dan diberikan sosialisasi agar juga melakukan pencegahan dan antisipasi dengan tidak melakukan pembakaran secara sembarangan.BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Pemprov, dan Pemkab setempat terus berkoordinasi dan menyiapkan berbagai langkah antisipasi dan persiapan, serta peringatan dini menghadapi karhutla, termasuk menyiapkan skenario operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC),"ungkap Dwikorita.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan potensi karhutla ini perlu diantisipasi lebih tinggi karena pada tahun 2023, Indonesia menjadi Ketua ASEAN dan memperoleh mandat untuk memimpin KTT ASEAN. KTT tersebut rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei dan September yang diperkirakan merupakan puncak musim kemarau tahun 2023.

Baca Juga: Adi Prihantara Hadiri FGD Prosedur Standar Surat Rekomendasi dan Surat Identitas Transportasi Tertentu

Sementara itu, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menerangkan bahwa hingga enam bulan kedepan, BMKG memprediksi bahwa sifat curah hujan bulanan akan didominasi oleh kategori normal.

Namun sifat curah hujan kategori bawah normal berpeluang terjadi di sebagian Sumatra bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah dan sebagian kecil Papua pada Februari-Maret 2023 dan sebagian besar Sumatera dan Jawa pada Mei dan Juni 2023.

Sedangkan, sifat curah hujan bulanan kategori di atas normal berpeluang terjadi di Sumatra bagian utara, Kalimantan bagian timur dan utara pada Februari dan Maret 2023, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara pada Februari 2023 dan Papua bagian tengah dan selatan pada Juni 2023.

Baca Juga: Ansar Ahmad Terima Audiensi SKK Migas Sumbagut - KKKS Wilayah Kepri

Selain itu, kata dia, juga perlu dicermati bahwa pada bulan Maret-April-Mei 2023 beberapa wilayah di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau. Karenanya, perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrim yang sering muncul, seperti hujan lebat, angin puting beliung, dan angin kencang yang meskipun periodenya singkat namun sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi

Editor: Indra Priyadi

Sumber: bmkg go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X