HARIANMEMOKEPRI.COM -- Jelangkung adalah sebuah permainan tradisional Nusantara yang bersifat ritual supernatural. Permainan ini bersifat supernatural, umumnya dilakukan sebagai ritual untuk memanggil entitas supernatural.
Media yang digunakan untuk menampung makhluk halus atau maujud supernatural yang dipanggil dalam permainan Jelangkung adalah sebuah gayung air yang umumnya terbuat dari tempurung kelapa yang didandani pakaian dan bergagang batang kayu.
Asal penggunaan istilah Jelangkung diduga berhubungan dengan sebuah Kepercayaan tradisional Tionghoa yang telah punah. Ritual ini adalah tentang adanya kekuatan dewa "Poyang" dan "Moyang" yaitu Cay Lan Gong ("Dewa Keranjang") dan Cay Lan Tse yang dipercaya sebagai dewa pelindung anak-anak.
Baca Juga: 3 Tempat Angker di Indonesia yang Sering Makan Korban Meninggal, Cek Faktanya
Dalam ritual Cay Lan Gong, dewa "Poyang" dan "Moyang" dipanggil agar masuk ke sebuah boneka keranjang yang tangannya dapat digerakkan.
Pada ujung tangan boneka diikatkan sebuah alat tulis, biasanya kapur. Boneka juga dihiasi dengan pakaian manusia, dikalungi kunci dan dihadapkan ke sebuah papan tulis, sembari menyalakan dupa.
Ritual Cay Lan Gong sendiri telah punah di Tiongkok, namun diduga ritual dan namanya kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia, menjadi Jelangkung dan masih hidup karena hubungan negeri Tiongkok dan Nusantara yang telah berlangsung ribuan tahun.
Baca Juga: Pesugihan Warung Buk Leli di Jawa Timur Makan Korban Karyawan yang Masih Perawan, Cek Faktanya
Permainan Jelangkung berkembang menjadi berbagai versi di daerah Indonesia yakni :
1. Versi Jawa
Permainan Jelangkung dikenal dengan sebutan "nini thowong" atau Permainan ini tidak hanya dikenal sebagai permainan tradisional anak-anak, tetapi juga dilakukan sebagai usaha menjaga keselamatan desa dan menolak bala.
2. Versi Minangkabau
Permainan Jelangkung yang serupa dikenal orang Minangkabau disebut "Lukah Gilo". Permainan ini dimainkan oleh seorang pawang atau "Dukun Lukah" dan satu sampai empat orang pemain yang bertugas memegang "lukah" tersebut. "Lukah" adalah alat untuk menangkap ikan air tawar yang terbuat dari bambu yang dianyam, bentuknya menyerupai vas bunga.
Baca Juga: Kisah Mistis Penuh Misteri dengan 4 Karakter Makluk Halus Fiktif yang Menakutkan
Cara memainkan Jalangkung ialah dilakukan oleh tiga orang yaitu dua orang yang memegang boneka dan pawang yang membaca mantra. Permainan ini kebanyakan dilakukan di tempat yang diyakini angker dan biasanya di waktu senja.
Artikel Terkait
Sekda Batam Jefridin Pimpin Rakor Ketersediaan Stok Bahan Pokok Jelang Ramadhan
Sinopsis Serial Katarsis Pevita Pearce Pembunuh Berdarah Dingin Cek Faktanya
Sate Kambing yang Tidak Bau Perengus dengan 2 Olahan Sambal Enak dan Lezat, Cek Cara Pembuatannya
Cemilan Manis Khas Suku Jawa Bubur Sumsum yang Tidak Gumpal, Cek Resep dan Tipsnya
3 Tempat Angker di Indonesia yang Sering Makan Korban Meninggal, Cek Faktanya