Manik Angkeran yang bertubuh kekar juga terkenal sebagai pemuda yang pandai, hanya saja perangainya kurang baik. Suatu hari, Manik Angkeran yang punya banyak hutang meminta agar Sidi Mantra membantunya.
Ia pun diberi petuah agar bertapa di Gunung Agung. Ia pun melakukannya. Di sana ia bertemu dengan naga yang dapat memberikannya harta.
Cukup banyak yang ia bisa dapatkan dari naga tersebut. Namun karena keserakahannya, ia memotong ekor naga tersebut.
Tentu saja naga marah dan mengancam Manik Angkeran akan mati jika tidak mengembalikan ekornya. Sidi Mantra yang tidak ingin anaknya kenapa napa pun bertindak.
Dengan kesaktiannya, ekor naga pun kembali. Namun ia sadar bahwa karena ulah anaknya ia sudah tak dapat membantu anaknya lagi dan tak dapat hidup bersama dia lagi.
Akhirnya, menggunakan tongkat saktinya Sidi Mantra membelah selat menjadi dua yang memisahkan ia dengan Manik Angkeran.
Selat tersebut adalah selat Bali yang sekarang dikenal sebagai selat pemisah antara Pulau Jawa dan Bali.***