Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi tingkat stres wanita selama konflik. Salah satunya adalah peran mereka dalam hubungan personal yang membentuk ekspektasi perilaku.
Selain itu, wanita juga lebih rentan untuk mengalami kelelahan emosional karena respon tubuh wanita berbeda. Ketika konflik terjadi, tubuh wanita akan bereaksi lebih intens.
4. Tuntutan sosial ekonomi
Wanita yang bekerja di luar rumah dan mengurus anak cenderung memiliki resiko pemicu stres yang lebih tinggi. Nah, hal ini terjadi karena adanya tuntutan karier dan mengurus keluarga sekaligus.
Baca Juga: Novriansyah Jabat Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Tanjungpinang, Sudiharjo Pindah Kejati Riau
Sejumlah tekanan yang terjadi merupakan penyebab utama seorang wanita mengalami penurunan kesehatan mental yang bisa berujung pada Depresi.
Perlu dipahami, struktur rumah tangga yang tidak suportif terhadap wanita karier juga menyebabkan stres. Sebab, perasaan tidak didukung dan keharusan menyelesaikan semua hal sendiri bisa membuat situasi mental menurun.
Baca Juga: Kisah Mistis dibalik Boneka Ondel- ondel Ikon Jakarta, Simak Info Selengkapnya
5. Seasonal Affective Disorder (SAD)
Seasonal Affective Disorder (SAD) adalah suatu gangguan suasana hati dengan gejala seperti depresi. Kondisi ini biasanya hanya akan terjadi pada waktu tertentu pada rentang waktu yang konsisten setiap tahunnya.
Pengidap yang mengalami SAD kemungkinan besar akan merasa adanya penurunan pada energi, perasaan murung, dan perubahan nafsu makan.
Baca Juga: Mitos Kuyang Bisa Hisap Darah Manusia Inilah Kisah Lengkapnya
Sayangnya, wanita diperkirakan memiliki risiko hingga 4 kali lebih besar mengalami kondisi ini.
Itulah beberapa alasan mengapa wanita lebih rentan mengalami penurunan kondisi emosional mereka. Kalau kamu merasa mengalami stres parah atau depresi.***